Prof. Giorgio Perilongo, President of SIOP 2014-2016 ke Indonesia

Masih dalam rangkaian memperingati hari kanker anak sedunia 2017, YAI mengundang Prof. Giorgio Perilongo datang ke Indonesia untuk sharing pengetahuan dan pengalamannya sebagai dokter kanker anak dari negara maju, sebagai pengajar di universitas ternama di Italia, juga sebagai president of SIOP 2014-2016 kepada para tenaga medis dan mahasiswa kedokteran di Jakarta dan juga di Yogyakarta. Selama 6 hari kunjungan singkatnya ke Indonesia, Prof. juga berkesempatan untuk menyaksikan YAI menghibahkan oftalmoskop kepada puskesmas Imogiri 1 di Yogyakarta terkait dengan program gerakan 1.000 opthalmoscope yang diluncurkan YAI sejak tahun 2015.

Selain hibah alat skrining kanker bola mata/retinoblastoma tersebut, kartu skrining untuk pasien dan puskesmas, buku edukasi kanker pada anak untuk masyarakat awam dan dokter puskesmas, juga video edukasi kanker anak juga dihibahkan. Dan para peserta juga diberikan penjelasan mengenai kanker pada anak yang difasilitasi oleh YAI.
Selain melihat langsung fasilitas kesehatan untuk masyarakat di puskesmas Imogiri di Yogya, Prof juga memberikan kuliah kepada mahasiswa kedokteran di RS Sardjito, dan didampingi team dokter bersama2 visit pasien kanker anak dan melihat berbagai fasilitas medis disana.

Di Jakarta, selain menjadi pembicara utama di seminar sehari onkologi anak yang difasilitasi oleh YAI bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia di Century Park Senayan, Jakarta, Prof. juga berkunjung ke RS Kanker "Dharmais", visit pasien kanker anak bersama2 dengan team dokter disana, dan juga sempat berkunjung ke RSCM Kirana, rumah sakit rujukan nasional untuk pengobatan mata di Jakarta.

Prof. juga berkunjung ke rumah anyo, rumah sementara bagi pasien kanker anak dan pendampingnya yang dikelola oleh YAI.

YAI berharap, kehadiran Prof. dapat meningkatkan wawasan tenaga medis di Indonesia untuk dapat menangani pasien kanker anak lebih baik dan bagi mahasiswa kedokteran semoga terinspirasi untuk menjadi dokter kanker anak karena pada saat ini hanya ada sekitar 72 se.Indonesia, dan juga semoga terjalin hubungan dalam bentuk kerjasama untuk dapat membantu penanggulangan kanker pada anak yang masih kompleks di Indonesia.